Langsung ke konten utama

RESUME 2 : Pentigraf

Pentigraf merupakan akronim dari Cerpen Tiga Paragraf. Bagian dari pentigraf yaitu pendahuluan/pengenalan pada paragraf pertama, inti pada paragraf kedua, serta diakhiri dengan kesimpulan dan twist yang menarik. Dalam pentigraf terdiri dari sebuah tema dan alur cerita yang sesuai serta unsur intrinsik didalamnya. Tata cara penulisan juga perlu diperhatikan serta panjang pentigraf juga tidak lebih dari 250 kata.

*INdownESIA*



Corona sudah tiba. Kedatangan yang sama sekali tidak aku harapkan. Mendadak semua orang mulai beropini. Menjadi ahli kesehatan dan statistik dari sumber yang bahkan cuma mereka dapat dari copas tak bertanggungjawab.



Aku tidak takut dengan Corona. Tapi aku takut dengan Indonesia. Aku takut dengan warganya yang memandang sebelah mata akan sebuah peristiwa. Ingin aku berteriak disetiap telinga mereka. "Aturan dibuat untuk taat jangan nekad." Isengmu, sok hebatmu, egoismu itu sudah seperti menodongkan pistol disetiap jidat orang sekelilingmu. 



Ketakutanku mulai terbukti saat mobil ambulan lantang bernyanyi. Bendera putih dan garis polisi menghalangi langkah kakiini. Jerit tangis sudah tidak terbendung lagi melihat peti mati tertutup plastik nampak rapi. Sanak saudara tidak ada yang dapat mendekati. Selamat jalan, itu kelalaian ataukah takdir Tuhan.







Nama : Budi Artopo

Instansi : SDN MeLikan Rongkop GunungkiduL Yogyakarta

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESUME 3 : Membangun Branding Melalui BLog dan Medsos

Brand? Setahuku merk atau juduL. Tapi setelah malam ini, saya tahu kalau branding itu adalah sebuah identitas diri. Sebuah ciri khas setiap individu yang tidak dimiliki oleh orang lain. Layaknya font setiap orang yang tidak mungkin sama dengan gaya tulisan orang lain. Dewasa ini, hampir setiap orang sudah bergantung dengan android. Entah gamer atau itu media sosial. Dengan tujuan yang berbeda-beda pula. Dan tujuan saya membuat branding bLog ini serta mempublikasikan melalui sosial media adalah untuk mengembangkan potensi diri dan untuk menjadi guru profesional sesuai perkembangan zaman di industri 4.0 ini. Nama : Budi Artopo Instansi : SDN MeLikan Rongkop, GunungkiduL, Yogyakarta

JENGKEL dan DONGKOL

Pernah suatu ketika lihat di rumah makan ada menu makanan yang membuat janggal dan penasaran. Bentuknya bulat bertabur bumbu berwarna merah nan menggoda. Memang pedas itu favorit saya, makanya tanpa rem aku sikat aja. Sampai di dekat si lauk aneh itu, aku mencium aroma yang makin aneh. "Halah, mesti saudara Ama si Pete." Anggapanku mendakwa begitu saja. Tapi disisi lain muncul bisikan yang berlawanan. "Kalau ini kerabat dekat Pete, berarti bikin polusi seruangan nantinya."  Tanpa berpikir panjang, akhirnya aku ambil beberapa sendok lauk itu, dua buah aja cukup. Sambil berjalan menuju meja makan, yang ternyata antrian sudah ramai di belakangku. Ku pecah jengkol jadi beberapa bagian, dan yang paling besar aku makan tanpa nasi. Doooooorrrr, benar-benar mantab. Ternyata rasanya mewah sekali. Suapan kedua pakai nasi juga makin berasa jengkolnya.  Tanpa berpikir panjang, aku langsung kembali ke tempat makanan dengan lauk yang berjejer tadi. Karena mem

Seratus Ribu Rupiah

Uang. Bukan hanya secarik kertas saja. Uang bisa sebagai alat pembayaran barang maupun upah jasa. Karena begitu fleksibelnya, uang bisa ditempatkan dimana saja (jika tidak ada tempat, ditempatku masih sangat longgar, hehehe). Uang juga sebagai alat ukur sebuah benda. Yang dapat memudahkan kegiatan jual-beli maupun sistem gaji. Bermacam-macam uang yang beredar disetiap negara. Tidak terkecuali di Indonesia. Uang berupa pecahan logam dan kertas memiliki nominal masing-masing. Mulai dari 100 rupiah sampai 100ribu rupiah. Uniknya, semakin tinggi nominalnya, warna yang kertas semakin terang saja (jadi asyik melihatnya kan). Gambar yang dipilih untuk uang kertas berupa gambar pahlawan. Mulai dari pahlawan masa penjajahan hingga pahlawan kemerdekaan. Uang memang menjadi magnet tersendiri dibandingkan dengan benda lain. Akan tetapi, kita harus bijak dalam menggunakan uang. Walaupun begitu banyak manfaatnya,uang juga bisa sebagai sumber malapetaka jika tanpa perhitungan matang. Akan menj