Langsung ke konten utama

Ketoprak



Salah sangka

Hidup di desa jauh dari hingar bingar kota. Itulah keluh kesah beberapa anak desa. Padahal yang di kota juga pingin banget ngerasain sejuknya udara desa. Semasa SMP ayah mengajakku pergi ke kota. Dan senang bukan main punya materi yang akan saya jadikan bahan pamer di kelas Minggu depan.

Sore itu sesampainya di kota, kami tinggal di rumah saudara. "Le, ntar malem kita beli ketoprak di alun-alun." Kata ayahku yang membuat aku senang kayak Arsenal bisa juara Liga Champions.

Sore itu terasa lama kurasakan. Tak sabar aku nunggu suara jarum jam bergerak yang diiringi bunyi perutku yang keroncongannya. "Tahan, tahan. Nanti malam ada ketoprak lezat untuk disantap." Kataku dalam hati. Mentari mulai tenggelam, sholat isya selesai kami tunaikan. Segera bergegas mengajak ayah berangkat. Aku terus mengekor langkah ayah dengan semangat. Tapi apa hendak dikata. Berharap perut penuh terisi, ayah ternyata pergi ke tempat kaset VCD. Yaaaahhh, ketoprak bukan untuk dimakan tapi sekedar untuk hiburan.

Nama : Budi Artopo
Instansi : SDN MeLikan Rongkop GunungkiduL Yogyakarta

Komentar

  1. Gara gara Ketoprak Dimarahi Istriku.

    Sedang asyik membaca karya tulis teman teman di wa group, tukang ketoprak lewat. Tanpa pikir panjang saya langsung panggil dan minta dibuatkan yang pedas bumbunya. "Bang yg paling pedas bang! Banyakin cabenya biar kagak ngantuk". Kataku.

    Tapi sayang, istri malah marah. Sebab sudah masak di rumah. Ada sayur sop, ayam goreng, tahu tempe, dan pisang goreng yang lezat. Plus sambal yang pedas di bibir. Sambel cibiuk lagi. Sambal enak dari Garut. Kalian pasti akan ketagihan kalau sudah mencobanya.

    Ketoprak sudah terlanjur di pesan. Saya dilarang makan masakan istri. Istri marah besar. Terpaksalah sepiring ketoprak ini saya habiskan seorang diri. Ketoprak oh ketroprak. Makanan lezat dari Jakarta.

    Omjay
    Guru besar ketoprak Indonesia

    BalasHapus
  2. Super sekaLiiiii
    Terimakasih OmJay, ,

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. Terimakasih Buu
      Insyaallah Buu, ,HARU BIRU segera terbit

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESUME 3 : Membangun Branding Melalui BLog dan Medsos

Brand? Setahuku merk atau juduL. Tapi setelah malam ini, saya tahu kalau branding itu adalah sebuah identitas diri. Sebuah ciri khas setiap individu yang tidak dimiliki oleh orang lain. Layaknya font setiap orang yang tidak mungkin sama dengan gaya tulisan orang lain. Dewasa ini, hampir setiap orang sudah bergantung dengan android. Entah gamer atau itu media sosial. Dengan tujuan yang berbeda-beda pula. Dan tujuan saya membuat branding bLog ini serta mempublikasikan melalui sosial media adalah untuk mengembangkan potensi diri dan untuk menjadi guru profesional sesuai perkembangan zaman di industri 4.0 ini. Nama : Budi Artopo Instansi : SDN MeLikan Rongkop, GunungkiduL, Yogyakarta

RESUME 7 : Belajar Menulis Bersama Akbar Zainudin

Sebagai seorang Guru, seharusnya menulis hingga menerbitkan buku bukan hal yang asing. Tapi tidak dengan saya. Saya benar-benar hanya mengajar, mendidik, serta mengerjakan tugas pokok dan fungsi selayaknya guru lain. Akan tetapi, muncul keinginan untuk membuat buku setelah mengikuti Grub Menulis Gelombang 7.  Dan Bapak Akbar Zainudin (penerbit buku Man Jadda Wajada) sebagai narasumber malam ini benar-benar memotivasi saya. Materi yang disampaikan begitu nyata dan bisa saya serap dengan yakin dan mantab. Berikut isi materi yang berhubungan dengan Langkah-Langkah Pembuatan Buku: Langkah pertama adalah T. Tentukan TEMA tulisan. Setiap buku harus punya tema besar, baik buku fiksi maupun non fiksi. Tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir. Tema ini satu saja. Misalnya kerja keras, romantisme, cara belajar, dan sebagainya. Kalau buku saya, kebanyakan adalah buku-buku motivasi. Kalau buku Om Jay, buku-buku pendidikan. Dan sebagainya. ...

JENGKEL dan DONGKOL

Pernah suatu ketika lihat di rumah makan ada menu makanan yang membuat janggal dan penasaran. Bentuknya bulat bertabur bumbu berwarna merah nan menggoda. Memang pedas itu favorit saya, makanya tanpa rem aku sikat aja. Sampai di dekat si lauk aneh itu, aku mencium aroma yang makin aneh. "Halah, mesti saudara Ama si Pete." Anggapanku mendakwa begitu saja. Tapi disisi lain muncul bisikan yang berlawanan. "Kalau ini kerabat dekat Pete, berarti bikin polusi seruangan nantinya."  Tanpa berpikir panjang, akhirnya aku ambil beberapa sendok lauk itu, dua buah aja cukup. Sambil berjalan menuju meja makan, yang ternyata antrian sudah ramai di belakangku. Ku pecah jengkol jadi beberapa bagian, dan yang paling besar aku makan tanpa nasi. Doooooorrrr, benar-benar mantab. Ternyata rasanya mewah sekali. Suapan kedua pakai nasi juga makin berasa jengkolnya.  Tanpa berpikir panjang, aku langsung kembali ke tempat makanan dengan lauk yang berjejer tadi. Karena mem...