Langsung ke konten utama

RESUME 9: Dasar Menulis


Narasumber Keren.
Yo'i gaaaiiisss, jawabannya simple tapi ngena banget. Kita tidak langsung diberi jawaban yang pasti, tapi beliau mengarahkan kita untuk ke jalur itu.

Contoh pertanyaanku tadi:
Assalamualaikum
Bagaimana cara mengembangkan tema jika sudah mentok Pak?

Wassalamu'alaikum

Budi Artopo
SDN MeLikan Rongkop GunungkiduL Yogyakarta

Jawaban:

Lihat dari perpektif yang lain.

Ibarat tema merupakan suatu bangun, awalnya kita menulis dengan sudut pandang dari sebelah kiri bangunan, kembangkan dengan melihat dari sudut sebaliknya dan sudut yang lainnya.

Well,, agak melenceng dari materi sih. Tapi gak apa-apa soalnya itu keresahanku waktu nulis.

hLa terus apa materinya?
Sejauh yang saya tangkap ni gini.

1. Diagram Venn yang bikin pusing kepala saya.
Perlu google translate buat tahu apa itu artinya. Tapi intinya (kalau tidak salah) gini. 
Hubungan antara berbicara dengan menulis seseorang. Banyak perbedaan tapi bisa disatukan. Dalam bicara perlu diperhatikan prounouns/pengucapannya sedangkan dalam menulis lebih ke struktur. Nada dalam berbicara harus ada penekanan sedangkan harus jelas tata bahasa dalam menulis. Dan beberapa lagi perbedaan yang bisa kita ketahui dari gambar tersebut. 
Naaah, kesimpulannya adalah persamaan keduanya yang akan kita pakai dalam membuat buku. Yaitu struktur logika, kohesivitas atau keterhubungan antara kata dan kalimat, serta kekayaan dan keragaman bukti. 


2. Jenis paragraf.
Dalam menulis, kita juga perlu menentukan jenis paragraf. Hal ini digunakan untuk identitas buku kita dan keluasan materi agar tidak meluber kemana-mana. Pembaca pun akan enak dalam mengkonsumsi tulisan kita.

A. Deskripsi
Paragraf yang menggambarkan sesuatu atau seseorang. Yang kita tuliskan harus nyata dan ada evidence'nya. Deskripsi lebih ke ciri khas, sehingga pembaca akan tahu apa yang dibahas. 

B. Narasi
Menceritakan tentang kejadian. Biasanya dalan jenis ini terdapat unsur intrinsik didalamnya. Adanya tokoh, watak, tema, alur, setting, dan amanatnya. Bisa juga sebuah cerita tentang fiksi dan non-fiksi.

C. Eksposisi
Menjelaskan atau petunjuk tentang suatu hal. Ini akan lebih mirip dengan deskripsi. Trus apa bedanya? Eksposisi lebih ke hal-hal yang membuat kita untuk berangan angan akan suatu hal yang akan, belum, atau telah terjadi. Biasanya berisi cara atau proses terjadinya atau pembuatan sesuatu.

D. Persuasi
Jenis paragraf ini berisi ajakan atau himbauan kepada pembaca akan sesuatu hal. Jenis paragraf ini bersifat mempengaruhi dan biasanya memerlukan diksi yang menarik perhatian pembacanya.

Demikian resume saya. Jelas banyak kekurangan atau kesalahan persepsi saya. Maka saya pribadi dengan terbuka serta lapang dada menerima saran dan kritiknya.

Terimakasih

Budi Artopo
SDN MeLikan Rongkop, GunungkiduL, Yogyakarta

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESUME 3 : Membangun Branding Melalui BLog dan Medsos

Brand? Setahuku merk atau juduL. Tapi setelah malam ini, saya tahu kalau branding itu adalah sebuah identitas diri. Sebuah ciri khas setiap individu yang tidak dimiliki oleh orang lain. Layaknya font setiap orang yang tidak mungkin sama dengan gaya tulisan orang lain. Dewasa ini, hampir setiap orang sudah bergantung dengan android. Entah gamer atau itu media sosial. Dengan tujuan yang berbeda-beda pula. Dan tujuan saya membuat branding bLog ini serta mempublikasikan melalui sosial media adalah untuk mengembangkan potensi diri dan untuk menjadi guru profesional sesuai perkembangan zaman di industri 4.0 ini. Nama : Budi Artopo Instansi : SDN MeLikan Rongkop, GunungkiduL, Yogyakarta

JENGKEL dan DONGKOL

Pernah suatu ketika lihat di rumah makan ada menu makanan yang membuat janggal dan penasaran. Bentuknya bulat bertabur bumbu berwarna merah nan menggoda. Memang pedas itu favorit saya, makanya tanpa rem aku sikat aja. Sampai di dekat si lauk aneh itu, aku mencium aroma yang makin aneh. "Halah, mesti saudara Ama si Pete." Anggapanku mendakwa begitu saja. Tapi disisi lain muncul bisikan yang berlawanan. "Kalau ini kerabat dekat Pete, berarti bikin polusi seruangan nantinya."  Tanpa berpikir panjang, akhirnya aku ambil beberapa sendok lauk itu, dua buah aja cukup. Sambil berjalan menuju meja makan, yang ternyata antrian sudah ramai di belakangku. Ku pecah jengkol jadi beberapa bagian, dan yang paling besar aku makan tanpa nasi. Doooooorrrr, benar-benar mantab. Ternyata rasanya mewah sekali. Suapan kedua pakai nasi juga makin berasa jengkolnya.  Tanpa berpikir panjang, aku langsung kembali ke tempat makanan dengan lauk yang berjejer tadi. Karena mem

Seratus Ribu Rupiah

Uang. Bukan hanya secarik kertas saja. Uang bisa sebagai alat pembayaran barang maupun upah jasa. Karena begitu fleksibelnya, uang bisa ditempatkan dimana saja (jika tidak ada tempat, ditempatku masih sangat longgar, hehehe). Uang juga sebagai alat ukur sebuah benda. Yang dapat memudahkan kegiatan jual-beli maupun sistem gaji. Bermacam-macam uang yang beredar disetiap negara. Tidak terkecuali di Indonesia. Uang berupa pecahan logam dan kertas memiliki nominal masing-masing. Mulai dari 100 rupiah sampai 100ribu rupiah. Uniknya, semakin tinggi nominalnya, warna yang kertas semakin terang saja (jadi asyik melihatnya kan). Gambar yang dipilih untuk uang kertas berupa gambar pahlawan. Mulai dari pahlawan masa penjajahan hingga pahlawan kemerdekaan. Uang memang menjadi magnet tersendiri dibandingkan dengan benda lain. Akan tetapi, kita harus bijak dalam menggunakan uang. Walaupun begitu banyak manfaatnya,uang juga bisa sebagai sumber malapetaka jika tanpa perhitungan matang. Akan menj