Langsung ke konten utama

Tragedi Pisang Coklat


Pisang Coklat Robanna yang nikmat, rasa gurih dan renyah disetiap gigitan. Manisnya tidak kebangetan dan aroma khas pisang juga tetap terasa. Begitulah angan-angan ku melihat gambar itu. Hehe

Dulu banget pernah dapat oleh-oleh kakak dari Ponorogo pisang coklat seperti ini. Dan karena kenikmatan itu, aku punya rencana membuat pisang coklat ala desa. 

Dan saat percobaan itu tiba dikala ibu ingin mencoba membuat kripik pisang. Alibiku pura-pura bantu mulai dari mengupas, mengiris tipis, hingga menggoreng. Setelah jadi keripik pisang, coba aku campurkan coklat yang aku beli di toko sebelah.

Coklat aku panaskan di wajan sampai meleleh. Lalu ku masukkan beberapa keripik pisang ke dalamnya. Aroma pisang coklat yang menggugah selera saat aku mengaduknya. 

Api mulai ku kecilkan karena pisang coklat mulai berubah warna. "Mungkin sebentar lagi bisa kunikmati." Pikirku dalam hati. Tapi apa hendak dikata, asap hitam mulai keluar dari dalam wajan. Saat api ku matikan, aku tau semua sudah terlambat. Pisang Coklat sudah tertutup asap gelap dan bau gosong menyengat. Secepat kilat lalu ku angkat, berharap beberapa bagian masih selamat.

Rasa ragu dan kecewa sudah penuh di kepala. Rasa nikmat yang aku kira berubah menjadi pahit seperti obat saja. Ternyata, ekspektasi tidak sesuai realita. 

Budi Artopo
SDN MeLikan Rongkop Gunungkidul Yogyakarta

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESUME 3 : Membangun Branding Melalui BLog dan Medsos

Brand? Setahuku merk atau juduL. Tapi setelah malam ini, saya tahu kalau branding itu adalah sebuah identitas diri. Sebuah ciri khas setiap individu yang tidak dimiliki oleh orang lain. Layaknya font setiap orang yang tidak mungkin sama dengan gaya tulisan orang lain. Dewasa ini, hampir setiap orang sudah bergantung dengan android. Entah gamer atau itu media sosial. Dengan tujuan yang berbeda-beda pula. Dan tujuan saya membuat branding bLog ini serta mempublikasikan melalui sosial media adalah untuk mengembangkan potensi diri dan untuk menjadi guru profesional sesuai perkembangan zaman di industri 4.0 ini. Nama : Budi Artopo Instansi : SDN MeLikan Rongkop, GunungkiduL, Yogyakarta

RESUME 7 : Belajar Menulis Bersama Akbar Zainudin

Sebagai seorang Guru, seharusnya menulis hingga menerbitkan buku bukan hal yang asing. Tapi tidak dengan saya. Saya benar-benar hanya mengajar, mendidik, serta mengerjakan tugas pokok dan fungsi selayaknya guru lain. Akan tetapi, muncul keinginan untuk membuat buku setelah mengikuti Grub Menulis Gelombang 7.  Dan Bapak Akbar Zainudin (penerbit buku Man Jadda Wajada) sebagai narasumber malam ini benar-benar memotivasi saya. Materi yang disampaikan begitu nyata dan bisa saya serap dengan yakin dan mantab. Berikut isi materi yang berhubungan dengan Langkah-Langkah Pembuatan Buku: Langkah pertama adalah T. Tentukan TEMA tulisan. Setiap buku harus punya tema besar, baik buku fiksi maupun non fiksi. Tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir. Tema ini satu saja. Misalnya kerja keras, romantisme, cara belajar, dan sebagainya. Kalau buku saya, kebanyakan adalah buku-buku motivasi. Kalau buku Om Jay, buku-buku pendidikan. Dan sebagainya. ...

JENGKEL dan DONGKOL

Pernah suatu ketika lihat di rumah makan ada menu makanan yang membuat janggal dan penasaran. Bentuknya bulat bertabur bumbu berwarna merah nan menggoda. Memang pedas itu favorit saya, makanya tanpa rem aku sikat aja. Sampai di dekat si lauk aneh itu, aku mencium aroma yang makin aneh. "Halah, mesti saudara Ama si Pete." Anggapanku mendakwa begitu saja. Tapi disisi lain muncul bisikan yang berlawanan. "Kalau ini kerabat dekat Pete, berarti bikin polusi seruangan nantinya."  Tanpa berpikir panjang, akhirnya aku ambil beberapa sendok lauk itu, dua buah aja cukup. Sambil berjalan menuju meja makan, yang ternyata antrian sudah ramai di belakangku. Ku pecah jengkol jadi beberapa bagian, dan yang paling besar aku makan tanpa nasi. Doooooorrrr, benar-benar mantab. Ternyata rasanya mewah sekali. Suapan kedua pakai nasi juga makin berasa jengkolnya.  Tanpa berpikir panjang, aku langsung kembali ke tempat makanan dengan lauk yang berjejer tadi. Karena mem...