Pernah suatu ketika lihat di rumah makan ada menu makanan yang membuat janggal dan penasaran. Bentuknya bulat bertabur bumbu berwarna merah nan menggoda. Memang pedas itu favorit saya, makanya tanpa rem aku sikat aja.
Sampai di dekat si lauk aneh itu, aku mencium aroma yang makin aneh. "Halah, mesti saudara Ama si Pete." Anggapanku mendakwa begitu saja. Tapi disisi lain muncul bisikan yang berlawanan. "Kalau ini kerabat dekat Pete, berarti bikin polusi seruangan nantinya."
Tanpa berpikir panjang, akhirnya aku ambil beberapa sendok lauk itu, dua buah aja cukup. Sambil berjalan menuju meja makan, yang ternyata antrian sudah ramai di belakangku.
Ku pecah jengkol jadi beberapa bagian, dan yang paling besar aku makan tanpa nasi. Doooooorrrr, benar-benar mantab. Ternyata rasanya mewah sekali. Suapan kedua pakai nasi juga makin berasa jengkolnya.
Tanpa berpikir panjang, aku langsung kembali ke tempat makanan dengan lauk yang berjejer tadi. Karena memang jengkol ini menambah nafsu makan berlipat ganda. Tapi apa hendak dikata, yang nampak hanya jengkol raksasa dari kaca alias piring sajinya saja. Tinggal minyak dan biji cabai merah yang tertinggal di atasnya.
Hari berikutnya, aku ke rumah makan yang sama. Tak ku jumpai menu jengkol yang ditata di meja. Saat aku tanya pegawainya ternyata tidak ada menunya. Kemarin hanya bahan olahan masakan hasil buah tangan anaknya dari Jakarta. Jengkel dan dongkol, akhirnya aku beri nama itu semur jengkol (ngaku-ngaku aja).
Budi Artopo
SDN MeLikan Rongkop Gunungkidul Yogyakarta
Mantap,tak sia -sia aku membacanya ...,
BalasHapusTerimakasih bapak etik nuritno, ,
HapusPandangan pertama yg mengoda setelah dicoba memang betul betul menggoda
BalasHapusHttp: //Desinajwa.blogspot.com
Jjs ya bapa bapak... Heeeee
Terlanjur suka
HapusMantap banget
BalasHapusDan bikin nagiiih
Hapus