Langsung ke konten utama

RESUME 8 : MenuLis Tanpa Ide


Sebelum mati buatlah minimal satu buku. Tapi bukan buku Yasin hLo yaa. .

Cerita pendek tidak penting? Kalau tidak penting mengapa harus ditulis?

Menulis tanpa ide? Tak niatin cari inspirasi, cari tema, tentukan subtemanya saja masih belepotan. ini tanpa ide. 

Semalam otak berontakku mulai demo. Materi apaan ini? Begitu menganggap remeh membuat buku padahal sudah satu minggu ini saya buat buku dengan persiapan matang belum kelar juga. 

Ya sudah, akhirnya saya mengikuti kelas malam ini dengan narasumber bapak Budiman Hakim. Semua hanyut larut begitu saja. Awalnya saya menentang tema tapi akhirnya sadar juga.

Pandai sekali Om Bud ini memainkan emosi saya. Kenal juga baru, dengar suara jika kagak. Tetapi emosiku udah beliau acak-acak. Kekuatan tulisannya kaya jentikan tangan Thanos dengan Infinity Stones'nya. 

Akhirnya setelah saya baca sampai selesai, bertambahlah ilmu dan niat saya dua kali lipat. Kayak dihipnotis bapak Bebet Darmawan waktu di Dodiklatpur dulu. Otak dan angan-angan yang dulu ngambang, kini mulai sedikit gamblang. 

Berikut saya tulis materi dari Om Bud.
yaitu 2 Langkah menulis tanpa ide
1. MEMANFAATKAN EMOSI.
Metode ini biasa saya sebut dengan CERPENTING. Singkatan dari Cerita Pendek Tidak Penting. Cerpenting adalah metode menuliskan peristiwa-peristiwa REMEH yang terjadi di sekeliling kita.

2. MEMANCING EMOSI
Metode yang kedua adalah memancing emosi. Dari emosi yang kita dapet bisa kita konversikan menjadi ide. "JANGAN MENUNGGU IDE DATANG LALU BARU MENULIS. MENULISLAH DULU MAKA IDE AKAN DATANG PADAMU." Perlu saya tekankan bahwa: IDE ITU GAK BOLEH DITUNGGU. IDE ITU HARUS DIPANCING. Dengan menuliskan apa yang ditemukan oleh pancaindera, tulisan tersebut akan berfungsi menjadi pemicu supaya ide datang.

Budi Artopo
SDN MeLikan Rongkop

Komentar

  1. Balasan
    1. Gur sak isone Buu.
      Njenengan GK juga tooh buu

      Hapus
  2. Keren nih, tampilan blognya juga keren. Ajarin dong

    BalasHapus
  3. bagus materinya, yuk kita menulis tanpa ide, https://membangunpersonalbranding.blogspot.com/2020/04/menulis-tanpa-ide-bersma-budiman-hakim.html

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESUME 3 : Membangun Branding Melalui BLog dan Medsos

Brand? Setahuku merk atau juduL. Tapi setelah malam ini, saya tahu kalau branding itu adalah sebuah identitas diri. Sebuah ciri khas setiap individu yang tidak dimiliki oleh orang lain. Layaknya font setiap orang yang tidak mungkin sama dengan gaya tulisan orang lain. Dewasa ini, hampir setiap orang sudah bergantung dengan android. Entah gamer atau itu media sosial. Dengan tujuan yang berbeda-beda pula. Dan tujuan saya membuat branding bLog ini serta mempublikasikan melalui sosial media adalah untuk mengembangkan potensi diri dan untuk menjadi guru profesional sesuai perkembangan zaman di industri 4.0 ini. Nama : Budi Artopo Instansi : SDN MeLikan Rongkop, GunungkiduL, Yogyakarta

RESUME 7 : Belajar Menulis Bersama Akbar Zainudin

Sebagai seorang Guru, seharusnya menulis hingga menerbitkan buku bukan hal yang asing. Tapi tidak dengan saya. Saya benar-benar hanya mengajar, mendidik, serta mengerjakan tugas pokok dan fungsi selayaknya guru lain. Akan tetapi, muncul keinginan untuk membuat buku setelah mengikuti Grub Menulis Gelombang 7.  Dan Bapak Akbar Zainudin (penerbit buku Man Jadda Wajada) sebagai narasumber malam ini benar-benar memotivasi saya. Materi yang disampaikan begitu nyata dan bisa saya serap dengan yakin dan mantab. Berikut isi materi yang berhubungan dengan Langkah-Langkah Pembuatan Buku: Langkah pertama adalah T. Tentukan TEMA tulisan. Setiap buku harus punya tema besar, baik buku fiksi maupun non fiksi. Tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir. Tema ini satu saja. Misalnya kerja keras, romantisme, cara belajar, dan sebagainya. Kalau buku saya, kebanyakan adalah buku-buku motivasi. Kalau buku Om Jay, buku-buku pendidikan. Dan sebagainya. ...

JENGKEL dan DONGKOL

Pernah suatu ketika lihat di rumah makan ada menu makanan yang membuat janggal dan penasaran. Bentuknya bulat bertabur bumbu berwarna merah nan menggoda. Memang pedas itu favorit saya, makanya tanpa rem aku sikat aja. Sampai di dekat si lauk aneh itu, aku mencium aroma yang makin aneh. "Halah, mesti saudara Ama si Pete." Anggapanku mendakwa begitu saja. Tapi disisi lain muncul bisikan yang berlawanan. "Kalau ini kerabat dekat Pete, berarti bikin polusi seruangan nantinya."  Tanpa berpikir panjang, akhirnya aku ambil beberapa sendok lauk itu, dua buah aja cukup. Sambil berjalan menuju meja makan, yang ternyata antrian sudah ramai di belakangku. Ku pecah jengkol jadi beberapa bagian, dan yang paling besar aku makan tanpa nasi. Doooooorrrr, benar-benar mantab. Ternyata rasanya mewah sekali. Suapan kedua pakai nasi juga makin berasa jengkolnya.  Tanpa berpikir panjang, aku langsung kembali ke tempat makanan dengan lauk yang berjejer tadi. Karena mem...